Feeds:
Pos
Komentar

Karakter senyawa HCl dan KF

Pada dasarnya ikatan kimia tidak sepenuhnya merupakan ikatan ionik atau ikatan kovalen. Dalam senyawa ionik selalu terdapat karakter kovalen yang besarnya tergantung pada kekuatan polarisasi antara kation dan anion yang ada dalam senyawa tersebut.

Karakter ionik parsial suatu ikatan juga terkait dengan perbedaan keelektronegatifan (∆EN). Semakin besar ∆EN maka akan semakin besar karakter ionik parsial.

Skala karakter ionik parsial

ionik1

Dalam gambar tersebut, senyawa HCl terdapat pada daerah kovalen (covalent). Hal itu berarti senyawa HCl lebih memiliki karakter sebagai senyawa kovalen daripada sebagai senyawa ionik. Sebaliknya, senyawa KF terletak pada daerah ionik yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut lebih banyak memiliki karakter sebagai senyawa ionik, daripada sebagai senyawa kovalen.

REFERENSI

  1. http://www.geocities.com/hmk_um/jurnal_1.htm
  2. http://www.ilkom.unsri.ac.id/dosen/adi%20rahmat/Materi%20Kimia%20(E)/Model%20Ikatan%20Kimia.ppt

Diagram Orbital

Diagram orbital HCl dan KF

  • Hidrogen klorida

1H = 1s2

17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

 

Diagram orbital molekul HCl

 

hcl-baru

 

  • Kalium fluorida

19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1

9F = 1s2 2s2 2p5

 

Diagram orbital molekul KF

 

yaaya1

 

REFERENSI

  1. http://faculty.concordia.ca/bird/c241/exams/c241-mid-term-f00x-ans.html
  2. Butler, Ian S. and Harrod, John F. 1989. Inorganic Chemistry Principles and Applications. California : The Benjamin/ Cummings Publishing Company

Warna logam

Warna logam TEMBAGA, PERAK dan EMAS


Tembaga, perak, dan emas adalah logam-logam yang termasuk golongan logam transisi. Emas dan tembaga adalah logam pertama yang ditemukan manusia sekitar 5000SM. Ditambah dengan perak, ketiga logam ini ditemukan di struktur logam di lapisan bumi. Tembaga, perak, dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiganya merupakan bahan utama pembuatan mata uang logam. Ada empat alasan utama logam-logam tersebut dipakai sebagai mata uang logam yaitu:

  1. ketiga logam ini terdapat langsung sebagai logamnya
  2. bersifat dapat ditempa sehingga mudah dibentuk sesuai desain yang dikehendaki
  3. bersifat tidak reaktif secara kimiawi
  4. menjadi sangat berharga karena kelimpahan yang sangat jarang untuk perak dan emas.

Warna-warna dari uang logam tembaga, perak, dan emas dapat dilihat dalam gambar berikut ini

tembaga2uang tembaga kabel-tembaga2kabel tembaga

perakuang perak bijih-perak bijih perak

emas1uang emas emas-batangan emas batangan

Warna logam-logam tersebut terlihat berbeda. Tembaga (Cu) memperlihatkan warna cokelat kemerahan (merah tembaga), emas (Au) memperlihatkan warna kuning bersinar (kuning keemasan), sedangkan perak (Ag) memperlihatkan warna putih bersinar (putih keperakan). Kebanyakan orang menyebut warna logam tembaga, perak, dan emas yaitu dengan nama logam itu sendiri. Karena memang warna-warna yang diperlihatkan tersebut merupakan warna khas dari logam tembaga, perak, dan emas.

Mengapa warna-warna logam tersebut dapat terlihat khas?

  • Tembaga, Cu, bernomor atom 29. Susunan elektron terluar dari tembaga adalah 3d10 4s1 ( konfigurasi elektronnya [Ar]3d10 4s1).
  • Perak, Ag, bernomor atom 47. Susunan elektron terluarnya adalah 4d10 5s1 (konfigurasi elektronnya [Kr] 4d10 5s1).
  • Emas, Au, bernomor atom 79. Susunan elektron terluar dari emas adalah 4f14 5d10 6s1 (konfigurasi elektronnya [Xe] 4f14 5d10 6s1).

Susunan elektron ini berkaitan dengan sifat warna merah tembaga, perak, dan kuning emas. Warna logam terbentuk berdasarkan transisi elektron diantara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap cahaya pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna yang khas terjadi karena transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi.

Jika orbital-d dari sebuah kompleks (senyawa koordinasi) berpisah menjadi dua kelompok, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaan atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), maka senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap).

REFFERENSI

  1. Sugiyarto, Kristian H. 2003. Common Textbook Kimia Anorganik II. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
  2. http://www.bappebti.go.id/sisinfo/data/emasprofil.asp.
  3. http://wapedia.mobi/ms/Tembaga.
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_medan_kristal#Warna_kompleks_logam_transisi

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!